Wednesday, February 25, 2009

Indonesia adalah Negara maritim

Sultan: Indonesia Adalah Negara Maritim

"Nenek moyangku orang pelaut, gemar mengarung luas samudra, menerjang ombak tiada takut, menempuh badai sudah biasa..."

Dengan lagu tersebut, tak seorangpun seharusnya menyangkal keberadaan negara Indonesia sebagai negara maritim atau negara kelautan. Tapi dengan potensi kelautan yang sungguh luar biasa,hingga kini pengelolaan dan pengembangannya masih saja terkendala.

Hal tersebut dikeluhkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia yang baru, Eivind S. Homme di Gedung Wilis, Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (03/02/09).
Menurut Sultan, Karena sistem pendidikan kita yang mayoritas berbasis agraris, pengembangan potensi maritim kita selalu mendapatkan kendala dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM).

"Pendidikan kita hampir seluruhnya berbasis agraris, sehingga untuk mengembangkan potensi laut terkait dengan Sumber Daya Manusianya menghadapi kendala," keluh Sultan.

Untuk memanfaatkan potensi maritim yang ada, Sultan menghimbau agar nantinya Perguruan Tinggi di Indonesia mengakomdasi maritim atau kelautan untuk menjadi bagian dari disiplin akademik mereka.
"Ke depan harus dipikirkan oleh perguruan tinggi yaitu adanya Fakultas Kelautan karena negara kita selama ini bukan lagi kontinental atau archipelago lagi tetapi harus maritim," ujar Sultan.
Mengenai kerjasama, Sultan memunculkan peluang kerjasama antara Norwegia dengan Indonesia khususnya Yogyakarta dalam bidang kebudayaan, pariwisata dan pendidikan, meski bidang perkapalan dan energi juga terbuka peluang.
Sementara itu Duta Besar Eivind S. Homme mencoba untuk menjalin kemungkinan kerjasama antara Norwegia khususnya dengan Yogyakarta di bidang pendidikan mengingat Yogyakarta merupakan kota sejarah, budaya dan pendidikan terkemuka di Indonesia.
"Saya mengharap dapat segera mengerjakan yang terbaik untuk mengembangkan ikatan persahabatan dan kerjasama antara kedua negara khususnya dengan Yogyakarta," kata Eivind.

No comments:

Post a Comment